Bukan. Aku bukan seorang anak yang sempurna. Sama sekali bukan. Aku ini anak yang biasa saja untuk kalian. Apa pernah aku mendapat peringkat satu selama sepuluh kali berturut-turut? Namun kalian yang begitu terlalu sempurna untuk anak seperti aku. Tapi aku mampu berjanji dan pasti akan kutepati. Aku tidak akan pernah berhenti menyayangi kalian. Walau sekarang jarak yang lebih berkuasa. Tapi ternyata ia mampu membuatku menjadi kuat menahan sejagad rasa rindu.
Bukan. Aku bukan ratu yang memiliki kuasa. Sama sekali bukan. Aku ini perempuan yang biasa saja. Bahkan saat ini, tidak lagi mengenal kerajaan kecil hatimu. Entah kamu seperti apa sekarang. Aku tidak lagi berhak atas hati itu. Aku tidak lagi punya kuasa untuk menyuruhmu datang. Tidak lagi kuasa untuk meminta waktumu seperti beberapa waktu silam. Aku bukan siapa-siapa lagi sekarang.
Bukan. Aku bukan sang juara yang pandai. Sama sekali bukan. Aku ini seorang yang biasa saja. Aku bahkan tidak pandai menaklukkan emosiku. Aku tidak pandai untuk menata hati. Hingga pada saat berantakan seperti sekarang ini, aku tidak tahu harus berbuat apa. Bahkan tidak tahu apa yang terjadi dengan hatiku. Iyah, tidak apa kalau maw berkata aku tolol, bodoh, atau susah paham. Karena memang aku seperti ini.
Aku bukan siapa-siapa. Tapi sungguh aku seorang yang paling beruntung. Aku mampu berkata jujur terhadap hatiku, meski kadang sulit untuk menatanya. Mungkin jujur lebih penting. Dan semoga kelak dapat merapikannya. Dan meski bukan siapa-siapa, ternyata aku beruntung karena memiliki teman-teman yang gak ada tandingannya. Jadi ternyata mereka itulah yang masing-masing memiliki warna mewakili dirinya sehingga hidupku jadi penuh warna ternyata.
Aku bukan siapa-siapa, tapi aku memiliki semua yang aku inginkan.
aku bukan siapa-siapa
hasil dari tangannya:
kartika diah
on Minggu, 12 April 2009
Label dan kategori:
mirlos
0 komentar pembaca:
Posting Komentar