bikinan Raditya Dika

tadi googling raditya dika, truz nemu tulisan ini, gag taw kenapa gw suka. natural banget gituu.. ini sama sekali gak berniat untuk melakukan tindakan plagiatisme, karena gw suka sama tulisannya raditya dika (baca: kambing) dan pengen juga kalian yang baca blog gw juga baca tulisan dia. gw hanya ingin share tentang salah satu tulisan yang gw suka, karya penulis muda.
baca nih yaa :


Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian.
.
.
.
.
[Raditya Dika, Kepada Cinta : True Love Keeps No Secret]

diary

Kenapa malah nangis waktu membuka file-file lama ituu. Walopun kadang senyum-senyum sendiri juga siy.. haha !!
Padahal dulu gw gak maw punya diary, karena gw ngerasa, apa yang terjadi sama gw.. biar gw sama tuhan aja yang taw. Punya diary berarti memberikan kesempatan untuk diketahui orang lain. Hehe.

happy birthday

Ternyata jika kamu bahagia, itu sudah cukup buat aku. Itu juga akan membuatku bahagia. Meski ternyata tak bisa bersama, tapi apalah arti kebersamaan dibanding rasa yang tulus untuk menyayangi.

Aku cuma ingin, kamu terus berlari. Mengejar semua cita serta cintamu. Karena kamu telah dewasa, dan aku tau kamu membutuhkan seseorang yang bisa mengerti kamu (bukan anak TK seperti aku).

karena kamu dewaasa. ya, sungguh karena kamu dewasa maka anak kecil ini mengalah. agar kamu bisa terus berlari. maka berhentilah bermain-main dengan duniamu. suatu saat kamu harus bahagia.

Happy birthday to you . .

:dhuha, 061209:

saya lupa kapan saya menulis ini

Bukan aku tak mau mengerti. Bukan aku tak bisa mengerti. Tapi sungguh aku berusaha untuk itu. Dan tidakkah kamu tau disini mati-matian aku mempertahankan pagar hatiku. Tak perlu kupertahankan pun seharusnya aku tenang. Karena hanya kamu yang memiliki kuncinya. Tapi dimana kamu menyimpannya sepertinya kamu lupa. Atau bahkan telah hilang, mana kutau.
Sekarang, aku perlu apa lagi? Aku ternyata tak butuh apa pun selain usahamu untuk meyakinkanku. Yakinkan aku bahwa hanya kamu yang pantas menjadi kapten di lapang hatiku. Yakinkan aku bahwa suatu hari kamu akan datang ke kotaku untuk menjemputku. Yakinkan aku bahwa telah terpatri aku dalam hatimu. Yakinkan aku, hingga aku akan merasa takut kehilangan kamu. Hingga aku tak perlu lagi mencemaskan kamu meski jarak mencekikku.

plagiator awards

Kadang, gw gak ngerti sama orang yang gak maw jd diri sendiri. Gw gak ngerti kenapa malah dia ingin seperti orang lain. Tidakkah dia pernah dengar bahwa yang terbaik adalah menjadi diri sendiri. Jadi gak perlu kaan ikut-ikut apa kata orang, ataw yang lebih parahnya, ikut-ikutan orang lain buat begini dan begitu.
Belom lagi buat orang yang diikutin. Kalo dia gak ikhlas gimana? Lagian jugaa pasti bete laa kalo diikut-ikutin gituu. Hahahaa.
Ada gak yaa, plagiator awards!!

kalau memang bisa

Kalau ingin merebut aku dari ayah ibuku, dapatkah dia menjadi perhatian seperti mereka..
Kalau ingin menggantikan peran ayahku, dapatkah dia menjadi lembut seperti beliau..
Kalau ingin mengambil aku dari keluargaku, dapatkah dia membimbing dan menjagaku..
Kalau ingin dipercayai sahabatku, dapatkah dia memahami aku..

Bukan aku ragu
Sama sekali bukan
Tapi tentu karena aku ingin hanya sekali saja seumur hidupku
Mengertilah
.

yang berbeda hanya prinsip

Demi aku yang tak pernah mau mengalah
Yang akan dengan segenap hati pertahankan egoistis
Yang akan selalu memaksa teriakkan “terserah aku!”

Demi kamu yang juga tak pernah mau mengalah
Yang akan dengan sepenuh hati pertahankan egoistis
Yang akan selalu memaksa teriakkan “terserah aku!”

Lalu kelak
Pada hari terjadinya yang tak pernah kita tau
Akan kita sadari bahwa tak mungkin
Menyatukan dua makhluk yang memang sudah sama!

Jika mereka berkata : “perbedaan itu indah”
Ternyata aku sadar bahwa persamaan tak selamanya indah
Jika seperti kita adanya!
Sama-sama gak mau ngalah, sama-sama egois

Dan terus saja berusaha!!
Karena ternyata juga kita sama-sama tak kenal lelah



:dzuhur,25-11-2009:

aku ingin

Aku hanya ingin jadi pintar.
Aku hanya ingin jadi cerdas.
Entah apa yang kalian katakan, kalian pikir aku peduli?

m y l i v e

Tiba-tiba teringat saat dulu ayah mengajarkan kalbatakur (kali bagi tambah kurang) untuk mata pelajaran matematika saat aku duduk dibangku sekolah dasar. Caranya mengajarkan, kedekatan kami, semangatnya mengajari dan semangatku karena ingin bisa. Aku pernah menangis karena tak bisa menjawab soal yang ayah beri. Tapi apakah ayah marah? Tidak sama sekali. Lalu aku teringat, selama umur dihidupku, apa pernah ayah memarahi aku? Tidak pernah sama sekali. Yang aku katakan bahwa ayah memarahi aku, itu adalah menasehati aku untuk menjadikanku lebih baik. Dan aku berjanji akan selalu mencintainya.
Tiba-tiba teringat saat dulu ibu menyuruhku (dengan setengah memaksa) untuk tetap berangkat sekolah madrasah setiap aku pulang dari sekolah (SD). Caranya merayu, menyemangati aku untuk rajin mengaji, dan menyampaikan maksudnya bahwa ia ingin aku jadi anak pintar. Aku juga pernah menangis karena merasa lelah sepulang sekolah. Aku ingin bermain bersama teman-teman lain. Tapi ibu bilang aku harus pergi, agar aku jadi anak pintar. Ibu bilang aku pasti boleh bermain selesai tadarusan nanti. Dan aku sering merengek untuk tak pergi. Tapi apakah ibu memarahi aku? Tidak sama sekali. Lalu aku teringat, selama umur hidupku, apa pernah ibu memarahi aku? Tidak pernah sama sekali. Yang aku katakan bahwa ibu memarahi aku, itu adalah membimbing aku untuk menjadikanku lebih baik. Dan aku berjanji akan selalu mencintainya.
Saat ini, saat aku jauh dari mereka. Aku harus terus belajar, karena aku tau keinginan mereka yang dulu masih juga sama. Ingin aku jadi yang terbaik. Dan aku tau ada doa disetiap gerak kelopak mata mereka. Ada harapan disetiap hembusan nafas mereka. Dan selalu ada aku dihati mereka.