saat memang harus terjadi

kalau aku mencari ketampanan, tentu tak akan pernah aku puas. tentu akan selalu lagi dan lagi aku mencari. tentu tak dapat aku berdiam menunggu kamu meski tak tau kapan datang menjemputku dari kota ini.
tapi aku tak pernah bisa untuk hal itu.
aku hanya mencari segumpal darah yang baik kualitasnya. yang jika segumpal darah itu baik, maka akan baik seluruh dirinya. yang menjadi santun tutur katanya. yang lembut sikapnya (hey, ini gw yang gak pernah maw dikasarin, sory gw tumbuh dalam kelembutan meski gw bisa hidup keras).
dan aku tau ayah benar saat berkata; "tak berguna ilmu kita jika selalu dalam sikap yang tak baik" . lalu aku tau, aku harus bisa sepertinya.
dan saat ini jawabannya adalah,
aku mencari yang seperti beliau. karena bukankah calonku kelak adalah pengganti beliau?

tak tau lah

karena aku mungkin memang tak pantas bagimu.
meski aku,
selalu tulus selama ini
berusaha menyampingkan urusan yang tak pernah kau suka.

tapi ini aku!!

sejak kapan,
aku mulai menurut akan kata-kata orang lain selain ayahku.
sejak kapan,
aku mulai menjaga seluruh aktivitasku.
sejak kapan,
aku mulai jadi sering menangis karena sesuatu yang aku tak tahu.
sejak kapan,
aku mulai mematri suatu nama yang sebenarnya dulu berusaha aku untuk menahannya.

dan kini aku.
mampu engkau rubah hingga begini.

dan akhirnya

ini.
memang sungguh hanya ini.
yang selalu aku takutkan.
hanya sesuatu ini.
yang sejak dulu bersarang di kepalaku.
dan hanya ini.
sesuatu yang menggerogoti waktuku.
membuat berpikir hingga aku nyaris mati karena takut.

dan lagi-lagi ini.
hal inilah yang tak pernah membuatku berhenti.
yang membuatku terus berdiri.
ketakutan!!

tapi pada akhirnya toh memang harus terjadi.
kita gak akan bersama lagi.

tapi.

masih ada setets penawar.
untuk hati yang kini tinggal kepingan.
untuk otak yang kini hampir busuk.
untuk raga yang kini merasa kehilangan tulang rusuknya.
untuk jiwa yang nantinya pasti akan merindu.

beruntunglah.
aku masih memiliki setetes penawar itu.
yang merupakan keyakinan sejak awal.
bahwa tak akan ada yang abadi.
tentu aku harus siap kehilangan segala titipan tuhan.

dan.
suatu saat kita pasti bertemu "lagi".