Bumi itu bener-bener berputar, waktu tuh bener-bener berjalan. Siapa yang tau kalo sepanjang oktober semua baik-baik saja, tapi begitu masuk november bener-bener gak ada komunikasi. Lebih parah masuk desember seolah semua jadi jelek dalam pandangan masing-masing. Sekarang? Semua dengan pikiran masing-masing. Gak ada sapaan, gak ada pertanyaan kegiatan apalagi kabar, gak ada lagi diskusi tentang visi misi masing-masing. Percaya dengan pikiran masing-masing. Masing-masing merasa benar. Gak ada lagi satu yang mengalah, gak ada lagi satu yang jadi es kalo yang satunya lagi kebakar api. Satu setengah tahun lebih seolah gak ada arti apa-apa. Mungkin hanya sekedar pengisi waktu baginya. Atau mungkin baginya aku baik-baik saja jika ia pernah datang dengan sejuta tatap penuh harap dan pergi dengan angin-anginan tak pernah pamit. Apa dengan begitu ia merasa berhak datang kapan saja kelak?
Bumi bener-bener berputar, waktu bener-bener berjalan. Baru nyadar matahari tuh masih panas dan terang, serta hujan masih air di negeri ini. Semua masih sama, tidak berubah, kecuali kita. Apa yang kamu pikirkan sekarang tentangku? Aku jahat, aku bodoh, aku kasar, atau apa? Menurutmu aku salah jika aku menilai, begitukah? Setiap orang berhak menilai apa yang ia lihat dan dengar, terlebih tiap orang punya hati. Tidakkah kamu tau, sulit rasanya menyelaraskan saat hati masih penuh akan kamu namun mata melihat kenyataan apa yang kamu lakukan. Dan kamu, tetap sama, tidak pernah ingin mengambil posisi mengerti. Sulitkah bagimu untuk diam sejenak, rasakan jadi aku, pikirkan apa yang sudah kamu lakukan. Mungkin tidak bisa, kamu robot kan? Kamu robot yang pernah punya hati. Kamu robot canggih yang bisa melakukan apa saja termasuk jika pernah datang maka bisa pergi kapan pun kamu mau meski tanpa pamit. Kamu robot brilian yang dikendalikan sistem, yang seperti dosen bilang suatu hari manusia akan dikuasai sistem? Kamu robot yang pernah tersenyum dengan tulus namun dengan sejuta pikiran bimbang. Kamu robot yang sangat kompleks, sulit menjadi sederhana. Padahal ayah bilang, jujur itu sederhana, cukup dengan punya hati. Lalu bukankah kamu robot yang punya hati? Sekarang? Sekarang apa yang kamu pikirkan tentang aku? heemmm aku salah ya, dipikiranmu pasti bukan aku lagi.
Heeeiii bumi tetap berputar hingga sekarang. Aku masih bisa lihat bintang, dan logikanya, beberapa jam lagi aku akan lihat matahari, tapi tidak lagi melihatmu. Juga tidak butuh menunggu matahari esok, sekarang pun aku sudah sadar aku spekulan yang hebat. Benar semuanya. Benar apa yang dulu pernah aku takutkan.
Bumi bener-bener berputar, waktu bener-bener berjalan. Baru nyadar matahari tuh masih panas dan terang, serta hujan masih air di negeri ini. Semua masih sama, tidak berubah, kecuali kita. Apa yang kamu pikirkan sekarang tentangku? Aku jahat, aku bodoh, aku kasar, atau apa? Menurutmu aku salah jika aku menilai, begitukah? Setiap orang berhak menilai apa yang ia lihat dan dengar, terlebih tiap orang punya hati. Tidakkah kamu tau, sulit rasanya menyelaraskan saat hati masih penuh akan kamu namun mata melihat kenyataan apa yang kamu lakukan. Dan kamu, tetap sama, tidak pernah ingin mengambil posisi mengerti. Sulitkah bagimu untuk diam sejenak, rasakan jadi aku, pikirkan apa yang sudah kamu lakukan. Mungkin tidak bisa, kamu robot kan? Kamu robot yang pernah punya hati. Kamu robot canggih yang bisa melakukan apa saja termasuk jika pernah datang maka bisa pergi kapan pun kamu mau meski tanpa pamit. Kamu robot brilian yang dikendalikan sistem, yang seperti dosen bilang suatu hari manusia akan dikuasai sistem? Kamu robot yang pernah tersenyum dengan tulus namun dengan sejuta pikiran bimbang. Kamu robot yang sangat kompleks, sulit menjadi sederhana. Padahal ayah bilang, jujur itu sederhana, cukup dengan punya hati. Lalu bukankah kamu robot yang punya hati? Sekarang? Sekarang apa yang kamu pikirkan tentang aku? heemmm aku salah ya, dipikiranmu pasti bukan aku lagi.
Heeeiii bumi tetap berputar hingga sekarang. Aku masih bisa lihat bintang, dan logikanya, beberapa jam lagi aku akan lihat matahari, tapi tidak lagi melihatmu. Juga tidak butuh menunggu matahari esok, sekarang pun aku sudah sadar aku spekulan yang hebat. Benar semuanya. Benar apa yang dulu pernah aku takutkan.