Engga ada yg sempurna, tp berusaha jadi itu sempurna ga salah

" TIDAK ADA WANITA YANG SEMPURNA ''

Nggak ada tebu yang kedua kepalanya manis.
Kalau kamu memilih bersama wanita yang bekerja, kamu perlu menerima dia tidak bisa di rumah membersihkan rumah.
Kalau kamu memilih bersama ibu rumah tangga yang menjaga dan merawat rumah, kamu perlu menerima kalo dia tidak menghasilkan uang.
Kalau kamu memilih bersama wanita penurut, kamu harus menerima kalo dia bergantung padamu dan tidak mandiri.
Kalau kamu memilih bersama wanita pemberani kamu harus menerima kalo dia keras kepala dan punya pemikiran sendiri.
Kalau kamu memilih bersama wanita cantik, kamu harus menerima kalau pengeluarannya juga banyak.
Kalau kamu memilih bersama wanita hebat, kamu juga harus menerima kalau dia itu keras dan tak terkalahkan.
Gak ada wanita yang sempurna, itu hanya ada dalam mimpimu saja. Jangan sering mengeluh kalo istrimu suka menghamburkan uang, atau mengeluh kalau istri orang lain pandai mengirit uang. Apa memelihara angsa dan bebek itu modalnya sama?
Lelaki jaman sekarang itu, semuanya berharap wanita lemah lembut, perhatian dan cantik, punya badan bagus, mandiri dan bisa mencari uang, selain itu juga menjaga rumah tangga, hormat pada orang tua, baik hati pada anggota keluargamu. Tapi coba, kutanyakan, kalo keinginanmu sebegitu banyak, apa kelebihanmu? Apa kamu tinggi dan tampan? Atau kamu punya tabungan tak terbatas jumlahnya? Atau kamu juga orang yang lemah lembut, perhatian, setia dan menyayangi istri? Kalo kamu tidak punya semua itu, jangan menuntut isteri mu menjadi apa yg kamu mau.

Wow yaaa tulisannya, tadi nemu tulisan ini di medsos terus ku copy kesini.
Akuu sebagai perempuan, ga sepenuhnya setuju sih sebenernya. Heheee. Kenapa yaa? Hmm.. Menurutku, selain idealis, kadang perfeksionis juga diperlukan. Bukan mau sok sempurna, tapi justru aku lagi proses menuju itu nih rencananya.

Jadi, sejak aku nambah dua huruf lagi d belakang namaku beberapa waktu lalu, aku berpikir keras. Beneran keras loh blogii, hehe. Aku mikir, dua huruf itu menambah diriku punya sesuatu yang akan dimintai pertanggungjawabannya nanti sama Allah. Apakah aku gunakan dg baik dan benar? Bermanfaat bagi orang lain? Yes, aku akan selalu berusaha spt itu. Lalu, apa manfaatnya buat keluargaku? Buat suamiku? Buat anak-anakku nanti? Apalagi masih ada yang pengen aku dapetin (3 huruf) lagi d belakang namaku.
So aku sadar, panjang gelar yg aku punya, gaji dua digit yg aku dapet, bakalan jadi sia-sia kalo aku gabisa urus rumah, gabisa bersih-bersih dan beres-beres, percumaaaa kalo aku gabisa bikin macaroni schotel dan brownies. Percumaaa kalo aku gabisa pastiin baju-baju suamiku udah siap rapi kapanpun dia akan pakai. That's why aku melakukan semua itu.
Aku bekerja d kantor, tapi aku juga bersihin rumahku. Aku menjaga rumahtangga tapi aku menghasilkan uang. Aku nurut sama suamiku dan bergantung sama dia, tapi aku juga mandiri berani dan punya pemikiran sendiri karena aku sadar aku adalah teman bicara suamiku, teman diskusinya. Aku cantik dan pengeluaranku banyak, aku boros, tapi bukan berarti aku selalu keras dan gamau mengalah. Dan aku bukan angsa ataupun bebek yang sedang dipelihara suamiku.
Aku adalah istrinya, temannya berdiskusi dan bertukar pikiran, tempatnya pulang, tempat dia mencurahkan semua kasih sayangnya. Aku istrinya, yang mandiri saat dia harus bertugas di luar, dan manja saat dia dirumah. Karena semua yang sudah dia lakukan baik yang aku rasakan maupun yang diam-diam dia panjatkan dalam doanya setiap hari, aku selalu sayang dia. Sebelum nikah, aku pacaran dg dia bbrp tahun tanpa putus hehee..
Udah ya segitu aja kan aku ga sempurna 😁

0 komentar pembaca:

Posting Komentar