hiks,
ada rasa yang makin ga karuan karena setiap bangun pagi merasa ingin ada badai salju aja, biar ga keluar. makin ga karuan saat siang itu, suatu hari di tengah pekan menemukan file berisi tulisan (hhhhrrrrrrrrrrrrr ga pengen nginget lagi sebenernya).
ditambah inget ama si kawan yang dulu sempet nyeplos bertanya; "mau belajar apa lagi, Tik, disana?" -- meskipun sambil tertawa, kentara loh.. dan bikin makjleb. selama ini beneran belajar ya gue? beneran ada yang dipelajarin? apa malah sibuk beresin sesuatu akibat dosa orang masa lalu? sekarang ini udah jadi lebih pinter dari sebelomnya apa malah ternyata mengalami kemunduran? astaghfirullaah, waktu memang selalu paling berharga setelah kita menyadari hal-hal yang baru aja kita sadarin.
ditambah lagi, pecan lalu seorang teman yang seumuran bertanya; "Tik, kok lo pinter?"
becandaaaa lo yeee
"kok lo pinter? kenapa lo disini?" -- bunuh aja gue biar gue ga disini.
ini makjleb. gue ga ngerasa bahwa gue adalah anak pinter, apalagi terpinter seorganisasi apapun bentuk organisasi atau sub bagiannya. tapi tetep makjleb. biar ga makjleb, ya anggap aja dia bercanda. cuma bercanda meski sempet bikin pengen menangis sejadi-jadinya, sekencengnya. kemudian keesokan paginya tetep bangun tidur dengan perasaan yang sama; seandainya pagi itu ada badai salju berkepanjangan dan bikin gue ga perlu keluar. hikss....
hmm.
tetep berusaha berkhuznuzdon sama Allah.
tetep percaya bahwa mungkin akal gue lah yang belom sampai memaknai semua jalan yang Dia kasih sekarang. dengan begitu, mungkin selama ini ternyata gue belajar sabar, dan ikhlas. seperti yang selalu pengen gue pelajari sejak 2011 dulu; sabar, dan ikhlas. Dia sebaik-baik penolong.
Badai Salju Pagi Ini
hasil dari tangannya:
kartika diah
on Kamis, 29 September 2016
Label dan kategori:
journey
0 komentar pembaca:
Posting Komentar