menyederhanakan amarah, berdamai dengan diri sendiri.
sungguh, ini benar sekolah baru. tempat belajar paling *paling apa ya, bingung*. istimewa? ya, pasalnya, bukan cuma hal baru yang aku dapet, tapi juga jalan keluar bagi masalah lama. yup, berdamai dengan diri sendiri, siapa yang tak sulit melakukannya? kadang kita bertahun baru menyadari, kunci dari meredamkan amarah ada pada diri sendiri. jika kita mampu berdamai dengan diri sendiri, amarah pun redam. sesederhana itu, butuh lama untuk bisa melakukannya, kenapa?
ketika kita sudah mampu melihat cerminan diri kita pada orang lain, itu biasanya cara Tuhan memperlihatkan yang selama ini tak mampu kita lihat. ada, pada diri sendiri, namun tak mampu kita melihatnya.
kita pernah dihadapkan pada pilihan? pasti. marah pada keadaan, padahal itu tak patut. menyalahkan sekitar, padahal hasil akhir bergantung pada proses kita, bukan orang lain. mengutuk diamnya benda-benda, padahal tau itu kodratnya. sekarang, saat semua itu terjadi pada orang lain, dengan keadaan yang persis sama, dengan sikap-sikap yang persis sama. bukankah Tuhan sedang ingin memperlihatkan pada kita, betapa buruknya kita saat itu?
tapi kita masih beruntung, kita bisa melihat, mencerna, dan tidak mengulangnya. bagaimana jika sebagian dari kita tetap berlaku sama, Tuhan tidak memedulikan? nauzubillah...
hampir satu tahun yang lalu, orang ini bukan hanya dua kali bilang aku idealis. kalau seribu orang bilang aku egois, aku sudah mati rasa. dunia dan isinya tau aku egois. aku jadi ga bisa membedakan antara egois dan idealis. apa sebenarnya idealis ini sudah ada sejak lama? kenapa harus orang yang baru aku kenal yang benar-benar bisa bikin aku percaya. ya, Tuhan selalu punya cara kan. sekarang, aku tau, orang ini ga ada bedanya sama aku. sama. sama persis. orang lain menyebut kami satu DNA. hahahaa, aku kadang ketawa... bagaimana bisaa, kami baru kenal hampir satu tahun saja. dan ini bukan sinetron, ini benar nyata.
well, aku masih terus belajar disini.
0 komentar pembaca:
Posting Komentar