F.

Hari ini.
Aku bukan takut, aku jijik. Jijik dengan tingkah lakunya selama ini. Jijik dengan kepalanya yg gapernah tau dg apa yg dia lakukan selama ini. Jijik karena kenapa terus-terusan menghalangi kami bahagia. Jijik melihatnya. Mungkin aku akan mulai muak.

I am My Own Boss


Dear little boy,
Sekitar seminggu yang lalu, saya baca tulisan judulnya kertas. Isi tulisannya menerangkan bahwa kita tidak perlu menghamba pada kertas; uang, surat tanah, ijazah, obligasi, dan lainnya. Bahkan secarik kertas berjudul akta yg memuat nama kita sebagai orang tua, tidak menjadikan kita berhak atas hidup anak-anak kita, mereka hanya titipan Allah.
Pun, begitulah orangtua kita memahami; kita, hanya titipan yang harus mereka jaga, yang akan ditanya pertanggungjawabannya nanti. Ini salah satu alasan mengapa mereka pengen kita sekolah yang baik. Ijazah yg tdk boleh kita tuhankan, memang bukan apa2 tapi sejak kapan kita bisa masuk stadion tanpa kita punya tiket. Kecuali pakai cara menyimpang. Dek, untuk mendapatkan hal benar harus pakai cara benar; milikilah tiketnya, ijazahnya.
Siapa yg bilang aku merasa cukup dg semua ini? Di luar gedung ini aku masih berlari ke banyak arah, dek.. Keringetan sih, tapi puas sama hasilnya. Siapa yg bilang aku berhenti menghafal sesuatu? Di luar gedung ini aku masih ikut les, dek.. Bosen sih, tapi manfaatnya jauh lebih besar drpd rasa bosan dan capek. Kamu, harus lebih jauh dari ini semua.
Seminggu lalu saat baca tulisan judul kertas itu, saya mengiyakan. Tapi ada banyak hal yang kamu harus lebih tau dari itu. Semangat yaa!
.
Ps. Pengennya sih saat itu bu Sri Mulyani yg jadi menteri nya dan yang tanda tangan langsung.