bahasan random

haaaiii blogiii....
kenapa sebagian perempuan takut menikah? sekarang aku ga takut! :D
bahasan malam ini dengan seorang teman, adalah; "kenapa?" hehee. macem-macem ternyata. mulai dari ada yang trauma, ada yang alesan belom siap, ada yang nunggu cowonya mapan, ada yang masih takut minta restu ortu karena pacaran ama orang yg ga disukai ortu, ada yang kuatir belom siap mendidik anak, dan banyak lainnya.
aku? dulu aku takut satu hal; takut dilarang kerja setelah menikah.
mereka; cowo-cowo yang menganggap dirinya rendah dengan mengizinkan isterinya bekerja, ternyata pikiran itu cuma ada dalam pikiran dia seorang diri. hehee. itu tuh aku rasa cuma semacem pikiran egois seorang cowok aja. mereka takut isterinya lebih sukses, atau takut orang sekitarnya punya pandangan apa tentang dirinya yang membiarkan isterinya kerja, atau takut dianggap ga bisa memenuhi kebutuhan sampai izinin isteri kerja. padahal, dengan mengizinkan isterinya tetap bekerja, itu berarti mengizinkan ia tetap belajar, tetap berwawasan, dll. karena suami yang mengizinkan isterinya bekerja dengan alasan seperti itu, tentunya selalu mengingatkan isteri akan tanggung jawabnya mendidik dan memberi perhatian ke anak. sekaligus, mereka percaya bahwa tugas mendidik dan memperhatikan anak adalah tugas kedua orang tua, bukan cuma isteri. fair?
ahh, urusan fair atau engga kan itu ada di pikiran masing-masing. tiap orang punya standar dan aturan beda.

eniweii, aku engga pernah tau siapa jodohku nantinya. cuma bisa berdoa ama Allah, semoga orang yang selama dua tahun ini bareng aku terus; adalah memang jodoh yang Allah siapkan buat aku. yep! dua tahun mas senior kesayangan jadi pacar aku, total tiga tahun kenal ama dia. gamau ah disini bilang sayang ama dia, takutnya nanti dia tau blog aku terus baca, terus tau, terus geer! hehhhehehee... i love you, partner! much.

aku yakin semua orang punya cita-cita, punya keinginan. mungkin sebagian dari mereka kadang khawatir, dengan menikah, mereka engga bisa mencapai apa yang mereka inginkan, apa yang mereka cita-citakan. aku, pun mas pacar, sama-sama punya cita-cita. dulu kami senang banget sama dunia audit. seneng gitu meriksa sesuatu dan kasih adjustment untuk temuan-temuan pemeriksaan, atau bikin ML buat internal control recommendation. sekarang? kami tau ga selamanya kami bisa terus melakukan hal yang kami suka, sepenuhnya. tapi kesenangan kita ga cuma satu kan. dia suka akunting daripada pajak, aku lebih suka pajak daripada akunting. kami tetap bisa melakukan yang kami suka. kami ga tersiksa kalau ga bertugas lagi ke jatim, sumatera sampai gorontalo dan sabang. jadi, apa yang perlu ditakutkan? hehe *sotoy*
kalo gituu, kita nikah yukkk mas pacar.... :D

aku lebih seneng bertahan di perusahaan swasta daripada peenes (kecuali bpk & ppatk), yaa kalo dapet rezeki ke bumn kayak mas pacar sih ga nolak loh ya Allah... hehee. cuma pengen pindah industri dari migas, pengen ke konstruksi atau apaa gitu. selama belom nikah sih, karena engga tau nanti kalo udah nikah bakalan dilarang kerja atau ga. dulu aku pernah deh kepikiran bikin agreement pra nikah gitu, isinya ga bole larang aku kerja. what the poor mind! maapin aja, kadang-kadang anak unyu bisa bego juga hahahaha. padahal agreement kayak apapun kalau lelaki udah sah jadi suami kita, kita wajib nurut selama itu ga melanggar agama. jadilah, aku buang jauh-jauh ide konyol itu. kalo sampe suatu hari dilarang kerja, mungkin bakal nemuin kesukaan baru lain yang diluar kerjaan. atau malah jangan-jangan abis nikah nanti malah aku yang tetiba pengen berenti kerja, siapa yang tau. Allah kan bisa membolak-balikkan hati kita.