gak semua orang yang menjalankan bisnis tuh ngerti sama yang namanya etika bisnis. zzzzzzz... percaya deh bakalan repot kalo punya urusan sama orang macem gitu. contoh aja, gak mikir apa yaa kalo kemaren2 nganter barang pas maghrib, pas solat jumat, masih bisa di sabar-sabarin deh, lah ini anter barang kok tengah malem. jam duabelas malem. terus gw kudu koprol sambil bilang wow gitu? eh salah, maksudnya, terus kita kudu ke lokasi gitu? macem gak mikir deh. gak usah kejauhan mikir sampe etika bisnis deh kalo-kalo gak ngerti. emang jam kerja lo pada 24 jam gitu? hadeeeeeehhhh... apa lupa gak pake jam kali yaa. tapi barusan sih nelponnya pake hape, apa hape nya rusak gitu gak nongol time text nya? gggrrrrrr..
itu urusan sama orang bisnis, nih belom lagi urusan sama 'pejabat' yang notabene nya  masih pejabat kecil. bikin surat yang menugaskan diri sendiri (kalo ini gw yang gak ngerti kayaknya yaaaaaa *bingung*) lebih bingung lagi gak keliatan aksinya. rrrrrrrrrrr... tapi tentang posisi macem gini, hampir yang tiap-tiap keliatan sama gw kok kayak gini yah. yang gw liat pake mata sendiri, tau sendiri, sama dari pengalaman orang, juga dari cerita orang tentang apa yang diliatnya. mereka tuh ngerasa enak gitu ya? *bingung lagi*
jadiii pesan saya untuk diri saya sendiri adalaaaahhh... banyak-banyaklah belajar, Kar... itu gak akan merugikan dirimu dan orang lain. entah di instansi resmi atau tanpa pake meja kursi, belajar itu bisa dimana aja kapan aja dan dari siapa aja. satu lagi ya, Kar, kalo nemu yang kayak gini lagi, gak usah kamu ngeluh deh. belajar lagi aja biar bisa lebih baik. yooo! *manggut-manggut *bari jeung kesel oge sih *angger weh

Semisalnya kali ini Sambu bener; makasih yaa..


Published with Blogger-droid v2.0.1

yayaya

kalau untuk menenangkanmu, aku harus sakit, harus meredam apa yang menjadi citacita setelah sekian lama engkau memintaku menjalani ini, doakan aku ikhlas.
jangan minta maaf, bukan maaf seperti yang tadi kau ucapkan yang aku mau. selamanya kau tak akan pernah salah, sungguh. karena aku cuma ingin kau tau, doamu akan selalu didengarNya, seberapapun jauhnya aku darimu.
kalau dulu kau pernah bilang, jarak menjadi masalah karena ada satuannya. mm, cm, km, atau apapun. membuatnya terasa semakin berjarak. tapi tidakkah kau ingat, katamu,  sekalipun tak menatap selalu bisa kau mengingat dan mendoakan aku.
tidak apa, ini bukan airmata amarahku. dua puluh tiga tahun aku mencintaimu, dan akan menjadi seratus tahun bahkan selamanya. aku mengalah, terasa sedikit sakit, tapi tidak akan secuil pun melunturkan sayangku untukmu. pastilah tidak sesakit yang kau rasa jika aku bandel.
selamat tinggal 21sept, selamat tinggal mimpi. semoga menjadi pembuka jalan bagi mimpi dan sesuatu yang lebih baik. tita ikut maunya Allah.
bukankah segala akan tetap bagus jika kita mampu bersyukur? alhamdulillah...

sepenggal


"mengapa engkau begitu berkeras?" begitu tanyamu dalam mohonku.
"tidakkah engkau ingat ini mimpiku? aku mohon..." pintaku sekali lagi.
"tidak." katamu tegas.
"bukankah saat aku ingin menjadi kapten, engkau memintaku untuk menjadi jendral?"
"bukan begini caranya." jawabmu singkat sebelum aku selesai bicara.
"lantas?" sambil tatapku penuh harap. tapi engkau diam, seolah tidak ada lagi yang perlu aku pertanyakan atau engkau jawab. seolah beberapa kalimatmu harus aku telan mentah-mentah. "aku mohon..." kataku lagi. "kau tau, tidak banyak yang seberani aku mengambil resiko ini. aku berani, untuk itu aku pasti berusaha keras. ya?" rayuku sekali lagi tak bosan.
"tidak disana." katamu singkat, sesingkat waktu menelan mimpiku dan memprosesnya dalam lambung. tercabik kemudian hancur. tak bersisa, tidak pernah ada lagi.
"begitu?" tanyaku sedih. kau bahkan tak mampu melihat mataku. aku tau dengan penuh kesadaran kau hancurkan apa yang menjadi mimpiku. aku tau kau juga sedih. tapi aku tidak menangis, sama sekali tidak. "kenapa?" tanyaku lagi, semakin lirih.
"aku tidak mau kau sendiri." katamu, lalu menatap ke arahku. "aku juga tidak ingin kau tinggalkan."
"tidak akan pernah, aku janji!" aku berseru. "aku tidak mungkin meninggalkanmu.." aku kembali pelan. "kau tau, aku mencintaimu sejak aku lahir. aku tidak mungkin meninggalkanmu."
"tapi aku tau yang terbaik buatmu." satu alasan lagi kau kemukakan. aku, diam. menerima. berdoa.

tidak ada lagi obrolan berat hari itu antara aku dan ayah. aku tidak pernah membahasnya lagi seharian penuh. kepalaku jadi terasa kosong, hilang segala motivasi dan semangat tinggi, sambil terus meyakinkan diri sendiri bahwa bukan ayah yang merenggut cita-citaku. aku hanya pergi ke lapang sore harinya. sore itu, Sambu bilang, "dia sayang sama lo, Ve.". itu yang paling aku ingat dari ratusan kalimatnya di tribun sore itu.

Sambu kemudian mengantarku pulang. sepanjang jalan ia terus menyanyi. suaranya jelek, sampai aku benar-benar berharap Rengga ada diantara kami saat itu. tapi Rengga sudah pergi dengan keretanya lima setengah tahun yang lalu. aku ingat seperti apa bentuk punggungnya yang terakhir kami lihat. "lo baik-baik ya!" Sambu memecah lamunanku tentang Rengga. aku menatap ke arahnya, seolah tidak ingin ia pulang. "kalo gak pengen makan, malem ini lo boleh kok gak makan." katanya ramah. "tapi besok pagi lo harus abisin sarapan yang nyokap gw bikin. dan gw janji porsinya bakalan sepuluh kali lipat dari porsi sarapan lo yang biasa." katanya begitu mantap. itu kebiasaannya, hukuman kalau aku menolak makan. Sambu biasa begitu. sering dia menghukumku dengan memaksaku tersenyum lima kali sebagai ganti satu kali aku menangis. satu kali nangis, ngurangin lima hari umur kita dan satu kali senyum bisa nambah satu hari umur kita. jadi biar impas, abis lo nangis lo harus senyum lima kali. begitu biasanya dia bilang. sampai akhirnya aku lambat laun mulai tidak cengeng.
"lo disini aja." kataku datar, Sambu menatapku bingung. "nanti gw yang bilang sama tante, lo lagi ajarin gw public speaking. yah?" aku mengeluarkan jurus andalan agar ia mengiyakan pintaku, tatapan mata yang sangat memohon.
"kan gw udah bilang, lo jangan kayak gini terus. gak selamanya gw ada." aku kaget mendengarnya. "lo kan udah gede, Ve.." tambahnya. aku berhenti memintanya tinggal. aku masuk dan langsung mandi.

malam itu, aku seperti biasa menyiapkan makan malam untuk ayah. ayah jadi lebih pendiam dari sebelumnya. aku bukan tidak ingin bicara, tapi aku takut. sungguh aku tidak ingin membahasnya lagi, aku takut ia marah. malam itu kami makan bersama, kalau tidak, keesokannya ada saja cara Sambu bisa tau aku makan atau tidak. "kita makan yuk, yah.." kataku mencoba biasa seperti hari sebelumnya, seperti biasa. dan sepanjang sisa malam itu, hanya kalimat itu yang terdengar di meja makan kami yang sederhana. selebihnya hanya suara sendok dan piring yang sesekali bersentuhan. padahal aku masih berharap ia menawariku untuk memberi izin, seperti tawarannya empat setengah tahun lalu saat aku baru selesai ujian di semester pertamaku di kampus. ia berubah pikiran dan menawariku pindah jurusan yang aku ingin. tapi aku tidak kuat melihat matanya waktu itu, juga suaranya yang tulus. akhirnya, aku menolak, bertahan di kampus dengan mengambil jurusan yang ayah pilihkan, dan berjanji dalam hati bahwa aku tidak akan menyia-nyiakan harapannya.

tapi malam itu ayah terus saja diam, ia tidak berubah pikiran, tidak menawariku sesuatu yang aku suka, yang menjadi pilihanku, seperti empat setengah tahun lalu ia menawariku.

[penggalan Veka and Her Kites].
Aku takut tidak bisa melumpuhkan dinding hati
Yang lama ku cintai, ku takut terbawa mati
Aku takut tidak mampu merobohkan dinding hatimu


penggalan lirik lagu nya igo, berasa nyeesss banget di hati sekarang. jika jumlah tahun yang tak sedikit ini, masih tidak bisa membuatku merobohkan dinding hatimu, lantas harus dengan cara apa? jika engkau yang membuatku menciptakan mimpiku sendiri, lantas mengapa kini tak kau izinkan aku melompat tinggi? jika tidak disana, mengapa tidak juga disini. pliiss, aku pengen lompat tinggi, kenapa masih terus dipegangin :(

Percakapan dua ibu yang katanya anaknya udah pada gede. Hmmm tapi yakin anaknya udah dewasa? Muahahaa


"maaf yaa saya gak bisa hadir, soalnya mau ke (nyebutin nama kota), wisudaan anak saya"

"oh gapapa bu, gapapa. Wisuda si bungsu?"

"eh bukan, si bungsu yg cowok itu masi kuliah, mau skripsi katanya. Ini anak yg tengah.."

"oh baru lulus kuliahnya? Anak saya udah 4 taun kerja di (nyebutin nama bank salahsatu bumn). Terus itu mau kerja dimana?"

"ah yang deket sini aja cari kerjanya, saya sih maunya gitu."

"iya gak usah yg jauh2, suruh kerja daerah sini aja."

"ya mudahmudahan gitu ya bu.."

"he'emm.. Siapa tau ada jodoh ya sm anak saya, jadi besanan kita bu."

*si lawan bicara pun terbengong-bengong*


Published with Blogger-droid v2.0.1

malaikat juga tau

Kayaknya malaikat bingung deh ngitung pahala nya jendral, saking banyaknya. Urusan kayak gini aja, beliau beneran deh. Gak pernah namanya setengah-setangah. Caranya itu loh, doi mikir hal seperti itu biasa baginya, padahal kalo aku liat, jarang banget orang yang bisa peduli sampe segitunya, apalagi buat masyarakat banyak, itu pahala ngalir banget dan itu tanpa beliau sadarin..

Kadang aku mikir, bisa gak ya jadi kayak beliau. Cumlaude nya jendral waktu s1 aja aku gak bisa ngalahin, boro-boro ngalahin deh, nyamain aja gak bisa. Seenggaknya kalo attitude aku gak sebaik beliau, dibangku kuliah bisa ngalahin kek gitu, eh ternyata enggak juga. Kok gak nurun ke aku siiihh...

Semuamua nya si jendral ini bisa deh, apa yang gak bisa cobaa. Ada sih, beliau gak bisa maen gitar! Hihhiiii, sama apa lagi yaa, oh iya, aku gak pernah denger jendral nyanyi, tapi doi demen deh dengerin musik. Kalo doi sendiri pernah bilang, ada satu yang doi gak bisa, menggambar! Gitu katanya. Katanya sii dari kecil dulu gak pernah bisa gambar gitu, aku sampe pengen ketawa dengernya. Waktu aku bilang kalo beliau gak bisa maen gitar, doi bilang gini: "pokonya yang seni-seni gitu deh, gak bakat, gak ada bisa-bisanya" gitu katanya. Waktu aku bilang kalo beliau gak bisa nyanyi, doi bilang gini: "walopun gak suka nyanyi, tapi tetep tau mana suara yang enak dan gak enak didenger," gituu katanya, hahaa.

Sayaaaaang banget sama jendral, cowok pertama yang aku kenal, yang selalu jagain kita-kita, yang gak pernah mikir kalo mau berbuat baik. Yang sampe kapanpun aku sayang.


Published with Blogger-droid v2.0.1

ya Rabb,,, demi apa deh ini keren!!! Pengen banting gitar melodinya deh :D


Published with Blogger-droid v2.0.1

everything happens for a reason

Allah gak bakalan salah, Kar. Gak mungkin juga lupa sama janjinya. Itu aja gw rasa cukup untuk orang yang berpikir, ya macem lo gini.


Published with Blogger-droid v2.0.1

atasnamaapakah

Passion yg sesungguhnya, tidak akan pernah mematikan sesuatu yg lain.

Jika engkau mengejar sesuatu yang engkau sebut cita-cita, namun menjauhkanmu dari rasa peduli, itu bukan cita-cita. Jika engkau mati-matian dengan usaha kerasmu menggapai apa yang engkau sebut sebagai impian, namun mudharat mengalahkan manfaat, itu bukan impian yang bagus. Jika engkau menghakimi dirimu sendiri atas sesuatu yang pernah kau sebut sebagai jalan hidup, yang tak pernah bisa engkau raih, adalah ketololan semata.

Engkau menjadi direktur utama, gigih dengan longtermgoal, terus memburu profit dengan berbagai cara dengan alasan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, tanpa peduli bahwa produk yang engkau hasilkan senyatanya adalah produk yang tidak sepatutnya dikonsumsi oleh manusia. Mementingkan rapat dengan komite audit perusahaan daripada memenuhi panggilan dari guru anakmu di sekolah. Lebih senang pulang larut malam daripada mengunjungi pacar dan tau keadaannya secara langsung.

Engkau menjadi senior auditor di kap ternama internasional, terus-terusan tak mengingat waktu. Siang kau habiskan dengan klien, malam kau habiskan bersama excell dan tumpukan kertas yang nama kerennya adalah invoice dan kkp. Berdiri untuk ibadah dengan tergesa, tadarus kau lupakan, puasa sunnah semakin menjauh, kesehatan pun kau abaikan. Engkau tidak melakukan sesuatu yang salah, kau namakan itu pekerjaan, kau awali dengan basmalah agar ternilai sebagai ibadah. Tau kah engkau, sebuah ibadah tidak pernah membawa mudharat.

Kemudian suatu hari pernah engkau merasa menjadi manusia paling tolol karena tak bisa meraih yang dulu kau namakan cita-cita dan impian. Itu bukan ketololan jika engkau masih bisa meraih sesuatu yang lain yang tak pernah menghilangkan pedulimu dan menambah mudharat terhadapmu. Bukankah kita bisa tetap ber-hamdalah, karena ternyata kita masih diberi waktu untuk berusaha akan hal lain yang lebih baik, kita masih bisa berada di dekat orangtua dan solat berjamaah dengan mereka, kita masih selalu ingat dengan seseorang yang kita sebut pacar untuk tetap mendoakannya.


Passion atau apapun namanya, tidak akan pernah mematikan sesuatu yang lain. Ia tidak menjadikanmu sekenanya, sesempatnya, sepedulinya, dan seenaknya. Atau jika begitu, kau sedang meminum racun dan menunggu perayaan kematianmu. Tidak hanya dirimu, engkau bahkan secara perlahan membunuh orang yang engkau sayang yang juga menyayangmu. Lebih buruk lg engkau namakan semua itu "demi mereka dan kebahagiaan mereka kelak".

Padahal, sadarkah engkau semua itu demi bahagiamu semata, selama ini.


*****


"lo boleh punya cita-cita, Ve. Lo bahkan bebas bermimpi. Tapi ada satu yang perlu lo inget. Cita-cita dan mimpi lo bukan hal yang bisa membuat lo jadi pemerkosa hak orang, jadi perenggut kebebasan lo sendiri."

"gw gak boleh jadi apa-apa, Sam?"

"mungkin terlalu kasar kalau gw sebut ini sebagai konsekuensi. Ya apapun namanya lah. Lo punya ortu, konsekuensinya ya lo jadi anak berbakti sama ortu. Lo punya temen, konsekuensinya ya lo bantu temen sebisa dan semampu lo dan jaga silaturahmi. Lo punya pacar, konsekuensinya ya lo jadi pacar yang baik. Lo punya.." Sambu terhenti bicaranya sambil memandang aneh ke Veka. "kenapa?" tambahnya.

"gapapa," Ve singkat. "seneng aja liat lo banyak ngomong sambil sok tau gitu. Jarang banget!"

"lo mau bilang gw bawel lagi?"

Sambil geleng kepala, "enggak.." kata Ve.

"lo jangan kayak gini mulu ya!"

"kayak gini apa sih, Sam?!"

"gak selamanya gw ada. Gak selamanya bokap lo ada terus buat lo. Gak selamanya kita bisa terus jagain lo.."

"mulai deh ngomong ngaco!!!! Nyebelin!"

"tuh kan masih kayak gini aja lo." Sambu sembari ngeleos mukanya ke arah berlawanan.

"bokap gw bakalan slalu ada, jagain gw. Gak kayak lo!"

"tapi gw seneng lo gak pernah nangis lagi selama pacaran yang ini. Apa karna baru ya?" Sambu meledek.

"sialan lo, Sam!"

"bagus laaah, jadi lo gak perlu nghalangin temen lo lagi kayak dulu."

"emang gw pernah nglarang-larang, halangin lo pacaran sama cewek?" Ve agak ketus.

"bukan.. Ya dulu kan lo pernah nghalangin gw waktu mau bikin orang babak belur." Sambu sambil senyum-senyum. "siapa tuh namanya? Sekarang namanya mantan ya kalo gak salah?" kemudian tertawa lepas.

"kampret lo, Sam!" Veka sambil tak henti menarik rambut sahabatnya. Masih di tribun lapang, tempat kesukaan mereka.

Lantas, selama satu jam mereka disana, apa ada yang lebih bahagia dari yang mereka rasa saat itu.


Published with Blogger-droid v2.0.1
okee, kalo belom bisa pergi ke kantin kantor, atau makan siang dimana sih gitu bareng temen kantor, jadi syukuri aja jumat siang ini dengan keringetan di dapur karena panas kompor. begitu kelar, rada berasa capeknya walo cuma dikit, masuk kamar, tutup pintu, nyalain ac, nyalain laptop, dan nikmatin jumat ini bareng kamu blogii sambil dengerin a rocket to the moon. udah mirip kayak di kantor belom? alhamdulillah...

(˘⌣˘)ε˘`)

Jika engkau minta intan permata 
Tak mungkin ku mampu 
Tapi sayang kan ku capai bintang 
 Dari langit untukmu
 
Jika engkau minta satu dunia 
Akan aku coba 
Ku hanya mampu jadi milikmu 
Pastikan kau bahagia
 
Hati ini bukan milik ku lagi 
Seribu tahun pun akan ku nantikan kamu
Sayangku jangan kau persoalkan siapa dihatiku 
Terukir di bintang tak mungkin hilang cintaku padamu
 

lalalalalaalalalaaa..... (˘⌣˘)ε˘`)

rocket



you’re like a rocket in my mind
that’s waiting to define everything about me no one knew
and you stick like a poster on my wall
as if you dont wanna move


(ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘ c)

random awesome



this was something random
turned into something awesome

and i smile a lot now
well i’m happier somehow


it all begin with a simple confession
you had the nerve to kiss me
when i was on the verge to miss you
and it happened
know and understand
no, i won’t even barge
we’ve already hang on much
so save me in your playlist so
you won’t forget this


lalalalalalalalalalaaa....